SERAYA BUNGA MAWAR
Tuhan,
Hari ini aku merasakan
kegundahan yang tiada bertepi. Aku lalui hari ini penuh dengan semangat
perjuangan menebus dosa.
Aku berlari mengejar
mimpi yang begitu tinggi tapi belum setengah pun aku sampai
Aku ingin selesaikan
malam ini juga walau sampai jari pun tinggal tulang belulang
Beradu cepat dengan
matahari yang kemarin aku temui setiap pukul 5.23
Tuhan,beritahu aku
jika matahari akan segera terbit
Karena air yang berada
di ujung mata ini siap jatuh ke pangkuan
Kemarin, aku mengadu
pada teman
Aku ceritakan semua
keluh dan kesahku, lalu dia beri aku nasihat
Aku tanyakan lagi
padanya, lalu dia berkata “aku lupa dengan ceritamu. Ceritakan kembali..”
Lelah aku bercerita
Lalu hari ini, aku
keluhkan pada seorang wanita
Peluhnya jatuh deras
sekali
Wajahnya terlihat
berseri seri, beban di panggulnya begitu berat
Aku ceritakan padanya
semua yang aku rasakan
Kebosanan, kelelahan,
sakit, dan tingkat jenuh maksimal
Aku meneteskan air
mata, dan aku katakan kalau aku lelah berjuang. Dan aku menangis.
“nak, kalau kamu
mengatakan lelah aku pun lebih lelah. Kalau kamu katakan bosan, aku pun lebih
bosan. Kalau kamu berhenti berjuang, sia sia lah aku
Nak, aku tak pernah
mengatakan jenuh dengan apa yang sedang aku lakukan sekarang. Aku tak pernah
lelah menunggu harapan yang sedari dulu aku tunggu. Aku tak pernah lelah
menunggu kamu memakai toga.
Aku tak pernah lelah
menunggu pucuk mawarku mekar dan harumkan nama wanita tua berambut putih ini.
Aku menangis karena aku bahagia dan begitu bangga memiliki gadis yang begitu
berbakat, cantik, pandai dan tak kenal menyerah. Aku bangga memiliki putri
sepertimu. Aku menangis bukan karena kau menjadi beban, tapi kau sebuah
kebanggaan.”
Kata wanita itu penuh
dengan senyuman,
Hay wanita tua, aku
menangis karena dirimu
Aku menyesal
mengatakan itu bu
Aku menyesal untuk
lelah, jenuh dan bosan.
Pelukku tanda maaf,
akan ku tebus dosa ini dengan berikan aroma harum untuk hari tua mu..