Senin, 28 Januari 2013

surat untuk Ayah


Rintik-rintik air mata dalam pelukan hujan. Setara dengan eloknya hati yang tercabik-cabik. sepuluh menit berlalu.
ku temukan lagi sosok Ayah dalam diri orang lain. ku temukan lagi sosok pemberi kasih sayang dalam jiwa yang lain.
Setelah selama ini, belaian, sapaan, kata-kata lembut tak bisa iya ucapkan, meski hanya menyebut namaku. Bukankah ini tidak adil untuk anak seusiaku? butuh dorongan, butuh semangat, dan butuh sapa dari sosok Ayah. Tapi apalah daya, mangucap satu kata saja terlalu beratdan terlalu berisiko untukmu, Yah..

Betapa aku berlinang air mata saat kau tanyakan kabarku saja tak bisa Ayah, tahukah? betapa sedihnya aku ketika kau menangis karena tak mampu memberi apa yang aku mau dan tak mampu mengucap "Ayah, tak punya nak. Maaf :(". Tak tahu kah betapa aku merindukan amarahmu? tak tahukan betapa aku merindukan pukulanmu? aku rindu Yah. Hingga ketika kau tertidur lelap, aku disampingmu dan berteriak "Ayah, pukul aku yah. pukul aku yah... pukuuuuul!!!"Ketika pagi datang, kuharap kau mengingat ankmu yang cantik ini Ayah, kuharap kau bisa mencicipi makanan buatanku yang selalu kau minta dulu Yah...Ingatkah anakmu ini Yah? ingatkan berapa putramu dan siapa istri tercintamu? dan yang ingin aku tanyakan, INGATKAH YANG KAU LAKUKAN DULU pada kami ketika kau rajin memukul?? Aku tidak menuntutmu untuk menebut Yah, aku hanya ingin kau pukul aku sekarang Yah. aku ingin kau kau bicara padaku satu kalimat saja, bukan kalimat permintaan maaf yah, semua itu sudah aku lupakan, tapi kalimat bahwa kau mencintaiku sampai aku menutup mata sampai kapnpun Yah. aku hanya minta kau ucap "Aku sayang kamu, Nak. sampai kapanpun." T.T

Ayah, aku tak pernah maminta kalungku kau kembalikan Yah, aku rela. aku hanya tak rela jika kau tak ingat siapa nama anakmu yang manis ini, adikku yang sayang padamu dan kakakku yang menghormatimu. dan, satu. ibuku yang tulus iklas merawatmu. jangan lupakan mereka yah, hanya itu... Ayah, tak perlu memberi bunga tuk kebahagiaanku kali ini. tak perlu intan permata untukku hari esok, dan tak perlu kawatir karena kau lupa tak memberiku cincin emas kemarin. Aku hanya ingin senyummu untukku hari ini, senyummu untukku hari esok, dan untuk selamanya.

Aku memaafkanmu atas kesalahanmu, aku selalu berdoa untuk cara berjalan dan bicaramu.
cepat sembuh Ayah :)