BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Dalam ruang lingkup kebidanan,
seperti permasalahan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga
berencana kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan kesehatan masyarakat sangat
diperlukan seorang bidan yang berkompeten untuk menangani masalah-masalah
tersebut. Maka dari itu, diperlukan pelayanan yang bersifat khusus berupa
asuhan kebidanan.
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi,
kegiatan, dan tanggungjawab bidan dalam pelayanan yang di berikan kepada klien
yang memiliki butuhan dan atau masalah kebidanan (kehamilan, persalinan, nifas,
bayi baru lahir, keluarga berencana, kesehatan reproduksi wanita, dan pelayanan
kesehatan masyarakat).
Di dalam penulisan makalah ini,
penulis menjabarkan tentang asuhan kebidanan yang penulis khususkan pada ibu
hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas. Sehingga makalah ini dapat dijadikan
sebagai acuan belajar baik untuk penulis maupun orang lain.
B.
TUJUAN
Mengetahui definisi asuhan
kebidanan (ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas) dan macam-macam asuhan kebidanan.
Tujuan asuhan kebidanan yaitu:
1.
Menjamin kepuasan dan keselamatan ibu
dan bayinya sepanjang siklus reproduksi
2.
Mewujudkan keluarga bahagia dan
berkualitas melalui pemberdayaan perempuan dan keluarganya dengan menunjukkan
rasa percaya diri.
C.
MANFAAT
Mengerti definisi asuhan kebidanan
secara umum dan asuhan kebidanan secara khusus beserta tujuannya serta dapat
dipelajari dan diterapkan.
BAB
II
ISI
A.
ASUHAN
KEBIDANAN
Asuhan adalah
bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu, klien (Depkes, 1996:3).
Kebidanan adalah
bentuk pelayanan kesehatan yang komperhensif dan karakteristik berdasarkan ilmu
dan seni kebidanan yang ditujukan pada wanita atau khususnya dalam masa
prakonsepsi, masa kehamilan, masa nifas dan bayi baru lahir, upaya masa
interval dengan upaya promotif, preventative dan rahabilitatif baik secara
individu, keluarga, kelompok masyarakat sesuai wewenang, tanggung jawab dan
kode etik profesi bidan (Sumarto, 1995 : 16).
Asuhan kebidanan
adalah bantuan yang diberikan berdasarkan ilmu kebidanan pada wanita sesuai
wewenang dan tanggung jawab seorang bidan.
B.
MACAM
MACAM ASUHAN KEBIDANAN
1.
Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Hamil
a.
Definisi
Kehamilan merupakan suatu proses
alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat,
yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang
pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinannya akan mengalami
kehamilan. Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan dari bulan ke bulan
diperlukan kemampuan seorang ibu hamil untuk beradaptasi dengan
perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik dan mentalnya.
Semua perubahan fisik pada ibu
mengakibatkan terjainya perubahan psikis berupa rasa tidak percaya diri
terhadap penampilan dirinya. Pada masa ini, ada ibu yang ,merasa enggan
berpergian, bahkan ada yang sampai menarik diri dari aktivitas kehidupan social
sebagai seorang ibu. Untuk mengantisipasi supaya dampak-dampak negative seperti
yang dipaparkan di atas tidak terjadi terlalu berat pada ibu, dan untuk
mengantisipasi supaya persalinan berlangsung aman dan tidak terjadi trauma
terlalu berat, baik terhadap ibu maupun janin, ibu hamil perlu diberi asuhan
kehamilan.
Semakin bertambah usia kehamilan,
akan mengakibatkan bentuk tubuh ibu berubah yang semula langsing menjadi tidak
langsing lagi. Buah dada mulai membesar, pembulih-pembuluh darah pada perut
tampak biru, perut semakin menonjol kedepan.
Asuhan ibu hamil oleh bidan
dilakukan dengan cara mengumpulkan data,menetapkan diagnosis dan rencana
tindakan, serta melaksanakannya untuk menjamin keamanan dan kepuasan serta
kesejahteraan ibu dan janin selama periode kehamilan.
b.
Tujuan
1. Mempromosikan
dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan memberikan
pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses kelahiran bayi.
2. Mendeteksi
dan menatalaksana komplikasi medis, bedah ataupun obstetric selama kehamilan
3. Mengembangkan
persiapan persalinan serta rencana kesiagaan menghadapi komplikasi
4. Membantu
menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan puer perium normal,
dan merawat anak secara fisik, psikologis, dan social.
c.
Langkah
langkah
Proses manajemen kebidanan menurut
varney terdiri dari 7 langkah yang harus
dilaksanakan secara brurutan,dan secara periodic perlu di ulang-ulang sesuai
dengan kondisi ibu hamil yang diberi asuhan.Penerapan 7 langkah manajemen
menurut varney dalam member asuhan kebidanan pada ibu hamil secara sistematis adalah
sebagai berikut:
1.
Mengumpulkan data dasar
Jenis data yang dikumpulkan adalah
:
a. Data
Subjektif terdiri dari :
1) Biodata
ibu dan suami
2) Alasan
ibu memeriksakan diri
3) Riwayat
kehamilan sekarang
4) Riwayat
kebidanan yang lalu
5) Riwayat
menstruasi
6) Riwayat
pemakaian alat kontrasepsi
7) Riwayat
kesehatan
8) Riwayat
bio-psikososial-spiritual
9. Pengatahuan
ibu tentang tanda bahaya kehamilan
b. Data
objektif terdiri dari :
1. Hasil
pemeriksaan umum (tinggi badan,berat badan,lingkar lengan,suhu,nadi,tekanan
darah,pernafasan)
2. Hasil
pemeriksaan kepala dan leher
3. Hasil
pemeriksaan tangan dan kaki
4. Hasil
pemeriksaan payudara
5. Hasil
pemeriksaan abdomen
6. Hasil
pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ)
7. Hasil
pemeriksaan darah dan urine
2.
Menginterpretasikan atau menganalisis
data
Pada langkah ini data subjektif dan
data objektif yang dikaji di analisis menggunakan teiri fisiologis dan
patologis,sesuai dengan perkembangan kehamilan berdasarkan umur kehamilan itu
pada saat diberi asuhan,termasuk teori tatang kebutuhan fisik dan psikologis
ibu hamil.Hasil analisis dan interpretasi data menghasilkan rumusab diagnosis
kehamilan.
Selanjutnya,rumuskan masalah yang
terjadi sesuai dengan kondisi ibu saat diberi asuhan. Masalah juga merupakan
suatu kondisi yang tidak sesuai dengan perkembangan fisiologis kehamilan,
adaptasi ibu yang tidak positif terhadap kehamilan.
3. Merumuskan
diagnosis atau masalah potensial, dan tindakan segera sebagai antisipasinya
Menetapkan perlunya tindakan segera
dan melaksanakannya berdasarkan masalah potensial yang dirumuskannya. Tindakan
segera bisa meruapakan interfensi langsung oleh bidan maupun kolaborasi dengan
profesi lain.
4. Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan
yang Memerlukan Penanganan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan
atau dokter dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai kondisi klien.
Langkah
keempat mencerminkan kesinambunagan dari proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama
asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita
tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam
persalinan.
Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi.
Beberapa data mungkin mengindikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus
bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak (misalnya,
perdarahan kala III atau perdarahan segera setelah lahir, distocia bahu, atau
nilai APGAR yang rendah).
Dari
data yang dikumpulkan dapat menunjukan satu
situasi yang memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu
5. Menyusun
rencana asuhan yang menyeluruh
Rencana asuhan yang menyeluruh
mengacu pada diagnosis, masalah asuhan serta kebutuhan yang telah sesuai dengan
kondisi client.
Sebagai contoh memberikan penyuluhan kepada
ibu terhadap kebutuhan ibu hamil.
6. Melaksanakan
asuhan sesuai perencanaan secara efisien dan aman
Pelaksanaan rencana asuhan bias
dilaksanakan oleh bidan langsung, bias juga dengan memperdayakan ibu. Misalnya
pada rencana asuhan. Diatas, setelah ibu mendapat layanan konseling dari biadan
tentang cara menghindarkan diri dari kontak dengan asap rokok, dibuat
kesepakatan tentang cara/tindakan yang digunakan. Setelah ibu melaksanakan
hasilnya dievaluasi oleh bidan.
7. Melaksanakan
evaluasi terhadap rencana asuhan yang dilaksanakan.
Evaluasi ditunjukan terhadap
efektifitas interfensi tentang kemuingkinan pemecahan masalah, mengacu pada
perbaikan kondisi, kesehatan ibu dan janin. Evaluasi mencangkup jangka pendek,
yaitu sesaat setelah interfensi dilakasanakan, dan jangka pendek, yaitu
menungu proses sampai kunjungan
berikutnya/kunjungan ulang.
d.
Konsep
dasar
Kunjungan antenatal sebaiknya
dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan,
a. Satu
kali pada triwulan pertama
b. Satu
kali pada triwulan kedua
c. Dua
kali pada triwulan ketiga
Pelayanan atau asuhan standar
minimaltermasuk “7T”:
a. Timbang
berat badan
b. Ukur
(Tekanan) darah
c. Ukur
(Tinggi) fundus uteri
d. Pembeian
imunisaasi (Tetanus Tiksoid) TT lengkap
e. Pemberian
Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan
f. Tes
terhadap penyakit menular seksual
g. Temu
wicara dalam rangka persiapan rujukan
Pelayanan
atau asuhan antenatal inihanya dapat diberikanoleh tenaga kesehatan
professional dan tidak dapat diberikan oleh dukun bayi.
2.
Asuhan
Kebidanan Pada ibu bersalin
a.
Definisi
Persalinan dan kelahiran merupakan
kejadian fisiologis yang normal dalam kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga
merupakan peristiwa social bagi ibu dan keluarga. Dalam hal ini peranan petugas
kesehatan tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada
ibuagar seluruh rangkaian proses persalinan berlangsung dengan aman dan baik
bagi ibu maupun bagi bayi yang dilahirkan.
b.
Tujuan
Memberikan asuhan yang memadai
selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan
aman, dengan memperhatikan aspek saying ibu dan sayang bayi.
c.
Langkah-langkah
Persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu:
1) Kala
I yaitu, dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm).
proses ini terbagi dalam 2 fase, fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm
dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm.
Tindakan yang dilakukan:
a)
Menghadirkan orang yang dianggap penting
oleh ibu seperti suami, keluarga atau teman dekat.
b)
Mengatur aktivitas dan posisi ibu
c)
Membumbing ibu untuk rileks saat ada his
d)
Menjelaskan tenteng kemajuan persalinan
e)
Menjaga kebersihan diri
f)
Mengatasi rasa panas
g)
Masase
h)
Pemberian cukup minum
i)
Mempertahankan kandung kemih tetap kosong
j)
sentuhan
2) Kala
II yaitu,dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. Seorang bidan harus
mendukung ibu atas usahanya untuk melahirkan bayinya. Berikut adalah tindakan
atau penanganan yang dilakukan selama persalinan (kala II):
a)
Memberikan dukungan terus menerus kepada
ibu
Menghadirkan seseorang untuk menyemangati, memberi
minum, mengipasi atau memijat ibu
b)
Menjaga kebersihan diri
Bersihkan cairan yang ada untuk menghindari infeksi
pada ibu
c)
Mengipasi dan masase
Menambah kenyamanan bagi ibu
d)
Memberikan dukungan mental
Mngurangi kecemasan ibu dengan cara:
1)
Menjaga privasi ibu
2)
Penjelasan tentang proses dan kemajuan
persalinan
3)
Penjelasan tentang prosedur yang akan
dilakukan dan keterlibatan ibu
e)
Mengatur posisi ibu
f)
Menjaga kandung kemih tetap kosong
g)
Memberikan cukup minum
h)
Memimpin mengedan
i)
Bernafas selama persalinan
j)
Pemantauan denyut jantung janin
k)
Membantu melahirkan bayi:
1)
Menolong kelahiran kepala
2)
Periksa tali pusat
3)
Melahirkan bahu dan anggota seluruhnya
l)
Bayi dikeringkan dan dihangatkan dari
kepala sampai seluruh tubuh
m) Merangsang
bayi
3) Kala
III yaitu: Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
Tidakan:
a) Jepit
dan gunting tali pusat sedini mungkin
b) Memberikan
oksitosin
c) Melakukan
penegangan tali pusat terkendali atau PTT (CTT/Centroled Cord Traction)
d) Masase
fundus
4) Kala
IV yaitu: dimulai saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum. Masa
post partum merupakan saat paling kritis untuk mencegah kematian ibu terutama
kematian yang diakibatkan karena pendarahan. Tindakan pemeriksaan:
a) Fundus:
rasakan apakah fundus berkontraksi kuat dan berada di atau dibawah umbilicus.
·
Setiap 15 menit pada jam pertama setelah
persalinan
·
Setiap 30 menit pada jam kedua setelah
persalinan
·
Masase fundus jika perlu untuk
menimbulkan kontraksi
b) Plasenta:
periksa kelengkapannya untuk memastikan tidak ada bagian-bagian yang tersisa
dalam uterus
c) Selaput
ketuban: periksa kelengkapannya untuk memastikan tidak ada bagian-bagian yang
tersisa dalam uterus
d) Perineum:
periksa luka robekan pada perineum dan vaginayang membutuhkan jahitan
e) Memperkirakan
pengeluaran darah
f) Lochia:
periksa apakah ada darah keluar langsung. Jika lochia berkontraksi kuat, lochia
kemungkinan tidak lebih dari menstruasi.
g) Kandung
kemih: pastikan kandung kemih tidak terisi penuh. Kandung kemih yang terisi
penuh akan membuat uterus naik keatas dan menyebabkan tidak berkontraksi kuat.
h) Kondisi
ibu: apabila kondisi ibu tidak stabil, pantau terus kondisinya dan penuhi apa
yang ibu inginkan.
i)
Kondisi bayi baru lahir: pastikan
kondisi bayi sehat.
Asuhan bidan:
a) Ikat
tali pusat
b) Pemeriksaan
fundus dan masase
c) Nutrisi
dan hidrasi
d) Bersihkan
ibu
e) Istirahat
f) Peningkatan
hubungan ibu dan bayi
Biarkan bayi pada ibu untuk meningkatkan hubungan
ibu dengan bayi.
g) Memulai
menyusui
Bayi sangat siap segera saat dilahirkan. Hal ini
sangat tepat untuk mulai memberikan asi. Menyusui juga membantu uterus
berkontraksi.
h) Menolong
ibu ke kamar mandi
Pastikan ibu telah buang air kecil dalam 3 jam
selama postpartum
i)
Mengajari ibu dan anggota keluarga
Beri tahu pada ibudan keluarga bagaimana memeriksa
fundus dan menimbulkan kontraksi dan tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi.
d.
Konsep
dasar
Kebijakan pelayanan asuhan ibu bersalin:
1. Semua
persalinan harus dihadiri atau dipantau oleh petugas kesehatan terlatih
2. Rumah
bersalin dan tempat rujukan dengan fasilitas memadai untuk menangani
kegawatdaruratan obstetric dan neonatal harus tersedia 24 jam
3. Obat-obatan
essensial, bahan dan perlengkapan harustersedia bagi seluruh petugas terlatih
3.
Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Nifas
a.
Definisi
Asuhan ibu nifas oleh bidan
dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosis dan rencana
tindakan, serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan dan mencegah
komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
Peran bidan pada hal ini:
1. Membantu
menciptkan terjadinya ikatan antara ibu dan bayinya dalam jam pertama sesudah
kelahiran.
2. Memberikan
dorongn pada ibu dan kelurga untuk memberikan respon positif terhadap bayinya,
baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan.
b.
Tujuan
Tujuan asuhan masa nifas merupakn
semua kegiatan yang dilakukan, baik dalam bidang kebidanan maupun dibidang lain
selalu mempunyai tujuan agar kegiatan tersebut terarah dan diadakan evaluasi
dan penilaian. Tujuan dari perawatan nifas ini adalah:
1. Memulihkan
kesehatan umum penderita
a. Menyediakan
makanan sesuai kebutuhan
b. Mengatasi
anemia
c. Mencegah
infeksi dengan memerhatikan kebersihan dan sterilisasi
d. Mengembalikan
kesehatan umum dengan pergerakan otot untuk memperlancar peredaran darah
2. Mempertahankan
kesehatan psikologis
3. Mencegah
infeksi dan komplikasi
4. Memperlancar
pembentukan air susu ibu (ASI)
5. Mengajarkan
ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai masa nifas selesai dan
memelihara bayi dengan bak, sehingga bayi dapat mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang normal.
c.
Langkah-langkah
Tidakan
asuhan masa nifas pada ibu:
1. kebersihan
diri:
·
anjurkan kebersihan seluruh tubuh
·
mengajarkan ibu bagaimana membersihkan
darah kelamin dengan sabun dan air
·
sarankan ibu untuk mengganti pembalut
atau kain pembalut minimal dua kali sehari
·
jika ibu mempunyai luka episiotemi,
sarankan ibu untuk menghindari menyentuh luka.
2. Istirahat:
·
Anjurkan ibu untuk istirahat cukup
·
Sarankan ibu untuk kembali ke
kegiatan-kegiatan rumah tangga biasa dan tidur siang atau beristirahan selagi
bayi sedang tidur.
3. Latihan
4. Gizi
5. Perawatan
payudara
6. Hubungan
perkawinanatau rumah tangga
7. Keluarga
berencana:
Jelaskan kepada ibu dan pasangan beberapa metoda KB
seperti bagaimana kinerja dari metoda KB, kelebihan dan kekurangannya, efek
samping, penggunaan dan waktu efektif untuk penggunaan metoda tersebut.
d. Konsep dasar
Standar pelayanan nifas:
1. Perawatan
bayi baru lahir
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk
memastikan pernafasan spontan, mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan,
dan melekukan tindakan atau merujuk sesuai kebutuhan. Bidan juga harus mencegah
atau menangani hipotermia.
2. Penanganan
pada dua jam pertama setelah persalinan
Bidan melakukan pemantauan pada ibu
dan bayi terhadap terjadinya komplikasi dalam dua jam setelah persalinan, serta
melakukan tindakan yang diperlukan.
3. Pelayanan
bagi ibu dan bayi pada masa nifas
Bidan memberikan pelayanan selama masa
nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua, dan minggu keenam
setelah persalinan untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui
penanganan tali pusat yang benar, penemusn dini, penanganan, atau perujukan
komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan
tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi,
perawatan bayi baru lahir, pemberian asi, imunisasi, dan KB.
Normalnya, ibu nifas akan mengalami
beberapa tanda dan gejala berikut:
1. Lelah
dan sulit tidur
2. Adanya
tanda infeksi puerperalis(demam)
3. Nyeri
atau panas saat berkemih, nyeri abdomen
4. Sembelit,
hemoroid
5. Sakit
kepala terus menerus, nyeri ulu hati, dan edema
6. Lokia
berbau busuk yang sangat banyak (lebih dari 2 pembalut dalam satu jam) dan
dibarengi nyeri abdomen
7. Puting
susu pecah dan mammae bengkak
8. Sulit
menyusui
9. Rabun
senja
10. Edema,
sakit, danpanas pada tungkai
Sebagian
besar kematian ibu terjadi selama masa pasca persalinan. Oleh karena itu,
sangat penting bagi ibu dan keluarganya mengenal tanda bahaya dan perlu mencari
pertolongan kesehatan. Beberapa gejala bahaya pada ibu nifas:
1.
Perdarahan pervagina yang luar biasa
banyak atau tiba-tiba bertambah banyak (lebih banyak dari perdarahan haid biasa
atau bilamemerlukan penggantian pembalut dua kali dalam setengah jam)
2.
Pengeluaran pervagina yang baunya
menusuk
3.
Rasa sakit bagian bawah abdomen atau
punggung
4.
Sakit kepala yang terus menerus, nyeri
ulu hati, atau masalah penglihatan
5.
Pembengkakan diwajah atau tangan
6.
Demam, muntah, rasa sakit waktu buang
air kecil, atau merasa tidak enak badan
7.
Payudara yang berubah merah, panas, dan
rasa sakit
8.
Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang
lama
9.
Rasa sakit, merah, nyeri tekan, dan atau
pembengkakan kaki
10. Merasa
sangat sedih atau tidak mampu mengasuh
sendiri bayinya atau diri sendiri
11. Merasa
sangat letih atau nafas terengah-engah
Kebutuhan dasar masa nifas:
1. Nutrisi
dan cairan
2. Ambulasi
Ambulasi sedini mungkin sangat
dianjurkan, kecuali ada kontraindikasi, ambulasi ini akan meningkatkan
sirkulasi dan mencegah resiko tromboflebitis, meningkatkan fungsi kerja
peristaltic dan kandung kemih, sehingga mencegah distensi abdominal dan
konstipasi.pada ambulasi pertama, sebaiknya ibu dibantu karena pada saat ini
ibu merasa pusing ketika pertama kali bangun setelah melahirkan,.
3. Eliminasi
Bidan harus mengobservasi adanya
distensi abdomen dengan memalpasi dan mengauskultasi abdomen, terutama pada
post-seksio sesaria. Berkemih harus terjadi dalam 4-8 jam pertama dan minimal
sebanyak 200cc. anjurkan ibu untuk minum
banyak cairan dan ambulasi.
4. Higinie
Sering membersihkan area perineum
akan meningkatkan kenyamanan dan mencegah infeksi. Tindakan ini paling sering
menggunakan air hangat yang dialirkan
(dapat di tambah larutan antiseptic) ke atas vulva perineum setelah berkemih
atau dekfekasi, hindari penyemprotan langsung. Ajarkan ibu untuk membersihkan
sendiri.
5. Istirahat
Ibu nifas untuk istirahat dan tidur
yang cukup. Instirahatt ini sangat penting untuk ibu yang menyusui. Tindakan
rutin di rumah sakit hendaknya tidak mengganggu istirahat dan tidur ibu.
Setelah selama 9 bulan ibu mengalami kehamilan dengan beban kandungan yang
begitu berat banyak keadaan yang mengganggu lainnya, dan proses persalinan yang
melelahkan, ibu membutuhkan istirahat yang cukup untuk memulihakan keadaannya.
6. Seksualitas
masa nifas
Seksualitas ibu dipengaruhi oleh
derajat rupture perineum dan penurunan hormone steroid setelah persalinan.
7. KB
pada ibu menyusui
Salah satu usaha untuk mencapai
kesejahteraan dengan jalan memberi nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan,
dan penjarangan kehamilan. KB merupakan salah satu usaha membantu keluarga atau
individu merencanakan kehidupan berkeluarga dengan baik, sehingga dapat
membentuk keluarga yang berkualitas.
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Kehamilan merupakan suatu proses
alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat,
yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang
pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinannya akan mengalami
kehamilan.
Persalinan dan kelahiran merupakan
kejadian fisiologis yang normal dalam kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga
merupakan peristiwa social bagi ibu dan keluarga
Asuhan ibu nifas oleh bidan
dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosis dan rencana
tindakan, serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan dan mencegah
komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
B.
SARAN
Sebaiknya tenaga kesehatan melakukan asuhan kebidanan dengan
benar, hati- hati dan teliti. Ini dikarenakan kesalahan sedikit saja dapat
menimbulkan dampak bagi ibu dan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Estiwidani, Dwiana.
2008. Konsep Kebidanan.Yogyakarta:
Fitramaya
Runjati, M.Mid. 2010. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC
Prawiroharjo, Sarwono.
2008. Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar